Masjid Jami Al-Istiqomah, Langgar Tertua di Depok

Erna Martiyanti - umma

Bagi Sahabat umma yang berdomisili di Depok, khususnya di sekitar Kecamatan Pancoran Mas dan Sawangan pasti tak asing dengan Masjid Jami Al-Istiqomah. Mengingat masjid ini terletak tepat di pinggir Jalan Raya Sawangan.


Dengan cat berwarna hijau, salah satu masjid tertua di Depok ini sangat mudah dikenali. Terlebih beberapa waktu lalu, jalan di samping masjid amblas sehingga menyebabkan kemacetan panjang.


Dikisahkan oleh Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Al-Istiqomah Syarifudin, masjid dibangun pada tahun 1829. Mulanya masjid tidak seluas saat ini. Orang-roang menyebutnya sebagai surau (suro) atau langgar. Karena memang tidak terlalu besar.




Foto: Masjid Al Istiqomah Depok (Erna)


Syarifudin yang akrab disapa Bang Ade itu juga menjelaskan pada 1985, dilakukan pemugaran total terhadap masjid. Dilakukan juga pelebaran ke beberapa sisi masjid.


Luas masjid saat ini mencapai 500 meter persegi. Masih dalam satu kompleks juga terdapat makam keluarga pendiri masjid, yakni Djasim bin Saimun.


"Kalau ditotal masjid dengan makam luasnya mencapai 1.100 meter persegi. 500 meter untuk masjid dan 600 meter untuk makam," kata Ade kepada umma di Depok, Selasa (13/8/2019).


Ade menambahkan sebelum bernama Jami Al-Istiqomah, masjid tersebut bernama Masjid Agung. Berdasarkan ke sepakatan jemaah masjid, maka namanya diganti. Pergantian nama masjid berbarengan dengan saat pemugaran total.


Ia menyatakan ada beberapa peninggalan pendiri masjid yang masih disimpan hingga saat ini. Seperti tongkat, bedug, serta sumur tua. Semua benda-benda itu diyakini sudah berusia ratusan tahun.


"Kami masih simpan ada tongkat untuk khotbah, beduk, dan sumur yang masih berfungsi," ujarnya.




Foto: Masjid Al Istiqomah Depok (Erna)



Tongkat setinggi satu meter itu dicat berwarna putih. Tidak ada ukiran khusus pada tongkat. Sedangkan bedug yang dimaksud terletak disisi utara masjid. 


Menurut Ade lingkaran bedug sudah ada sejak lama. Namun dirinya tidak bisa memastikan kapan pertama kali bedug dibuat. Untuk kulit bedug sudah berulang kali diganti sesuai kebutuhan.


Sementara sumur yang ada di masjid diyakini dibuat berbarengan dengan masjid berdiri. Hingga saat ini meski musim kemarau, air sumur tidak pernah kering. Sebelumnya merupakan sumur timba, sementara saat ini sudah dipasangi mesin pompa untuk menyedot airnya.


Ade mengatakan setiap hari masjid selalu ramai didatangi jemaah. Baik yang ingin beristirahat maupun menunaikan ibadah. Sayangnya masjid ini tidak memiliki area parkir. Bagi jemaah yang datang ke masjid harus berhati-hati. Karena lokasi masjid yang tepat berada di pinggir jalan.


"Kami sedang cari cara agar jemaah lebih nyaman berada di sini, kalau sekarang kurang nyaman karena berisik dan tidak ada tempat parkir," ujarnya.

Untuk Kamu
Lihat 20 Artikel
Bagikan