Selain Wakaf, Ini 7 Poin Kerja Sama Indonesia-UEA di Bidang Islam

Okezone


KABAG Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kementerian Agama (Kemenag) Thobib Al-Asyhar memaparkan draf kerjasama di bidang agama Islam yang akan dijalin Indonesia-UEA (Uni Emirat Arab). Draft tersebut akan ditandatangani kedua negara saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Abu Dhabi pada 11-13 Januari 2020.


Salah satu poin dalam draf kerja sama Indonesia-UEA yakni mengenai wakaf. Thobib Al-Asyhar yang sekarang sudah berada di Abu Dhabi mengatakan bahwa draft MoU telah dinyatakan final dan siap ditandatangani kedua pimpinan negara.


“Draft sudah siap untuk ditandatangani saat pertemuan antara Presiden Jokowi dan Crown Prince Muhammed Bin Zayyed (MBZ) di Istana Kepresidenan Qasr al-Watan, Abu Dhabi,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenag pada Jumat (10/1/2020).


Menurutnya, draft MoU dinyatakan final setelah dibahas bersama Tim Aju Substansi antara delegasi Indonesia-UEA. Selain bidang urusan wakaf, pemimpin kedua negara akan menandatangani sekitar 7 poin lagi mengenai urusan Islam.


Pertama, pertukaran pengalaman dan keahlian untuk mempromosikan konsep-konsep moderasi beragama, nilai-nilai toleransi, dan meningkatkan kesadaran publik dalam menghadapi bahaya ekstremisme.


Kedua, pengembangan kapasitas imam, khatib, dan mufti melalui berbagi praktik terbaik. Ketiga, pertukaran keahlian di bidang penghafalan, pembacaan, serta terjemahan Alquran dan Sunnah.


Keempat, pertukaran pengalaman di bidang manajemen wakaf, pengembangan dan investasinya. Kelima, bertukar cetakan, publikasi, dan terjemahan Kitab Suci Alquran serta hasil cetakan, hasil penelitian, publikasi, dan majalah.


Keenam, pertukaran keahlian dalam pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan masjid yang bertujuan untuk mempromosikan masjid sebagai tempat ibadah dan bimbingan keagamaan moderat yang aman.


“Terakhir, pertukaran delegasi dan peserta di semua tingkatan dan partisipasi pada forum, konferensi, dan Musabaqah Alquran,” ujarnya.


Hal lain yang akan menjadi pembicaraan dan kesepakatan dalam pertemuan puncak kedua pemimpin negara adalah bantuan hibah (grant) Pemerintah UEA berupa pembangunan fisik Grand Mosque Muhammad bin Zayyed di Solo, Jawa Tengah.


Bantuan ini merupakan bagian dari komitmen UEA bersama Indonesia untuk membangun masjid yang ramah bagi semua orang, sekaligus sebagai wadah penyebaran Islam wasathiyah (moderasi beragama).


Dalam penandatangan nanti, akan hadir juga Menteri Agama Fachrul Razi, beserta Sekjen Kemenag M Nurkholis Setiawan. Sedangkan Tim Advance yang telah diutus sebanyak dua orang dari Biro Hukum dan KLN, Thobib Al-Asyhar, dan Ditjen Bimas Islam, Achmad Zamroni.

Untuk Kamu
Lihat 20 Artikel
Bagikan